Tragedi Titanic, Karamnya Kapal yang Diklaim Tak Bisa Tenggelam
BintangBola - Ketika White Star Line, perusahaan galangan kapal
Inggris, selesai membangun RMS Titanic, para petingginya mengklaim
dengan pongahnya armada tersebut tidak akan bisa tenggelam. Akan tetapi,
kapal tersebut justru karam dalam pelayaran pertama dari Inggris menuju
Amerika Serikat (AS).
Titanic dibangun dengan misi menjadi kapal paling mewah di dunia
pada dekade 1910. Kapal tersebut berukuran panjang 274 meter (m) dengan
tinggi mencapai 30 m. Titanic diklaim dapat melaju hingga kecepatan 30
knot, yang tercepat saat itu.
Klaim tidak bisa tenggelam itu bukan hanya omong kosong belaka.
Titanic dirancang memiliki kompartemen kedap air yang dibuat khusus oleh
White Star Line. Kompartemen khusus itu membuat Titanic terlihat tidak
akan bisa tenggelam karena kemasukan air.
Kapal mewah itu lantas berangkat pada April 1912 dari pelabuhan
Southampton, Inggris, dengan tujuan New York, Amerika Serikat (AS).
Titanic dijadwalkan singgah di Cherbourg, Prancis, dan Queenstown,
Irlandia. Kapal besar itu membawa lebih dari 2.206 penumpang, termasuk
898 kru.
Melansir dari Agen Bola, Minggu (15/4/2018),
musim dingin yang relatif sejuk menghasilkan beberapa bongkahan es di
Samudera Atlantik Utara. Namun, para kru Titanic, yang meyakini kapal
mereka tidak akan tenggelam, tidak peduli dengan peringatan adanya
bongkahan es.
Pada 14 April 1912 malam, kapal-kapal lain di area tersebut
melaporkan adanya bongkahan es lewat radio. Sayangnya, pesan tersebut
tidak pernah sampai ke pengawas atau bahkan kapten kapal Titanic. Kru
kapal akhirnya sadar ada bongkahan es besar yang pertama kali terlihat
pada 23.40 waktu setempat.
Meski tabrakan dengan bongkahan es berhasil dihindari, sisi kanan
kapal menyerempet dengan cukup keras sehingga enam kompartemen terbuka
lebar. Celakanya, Titanic hanya dirancang untuk menampung kebocoran air
hanya untuk empat kompartemen saja.
Kru kapal langsung meminta bantuan dengan mengirim sinyal darurat
ke kapal-kapal yang berada di sekitar area tersebut. Merasa pesan tidak
sampai, kru kapal segera memerintahkan agar para penumpang dievakuasi
dengan menggunakan sekoci. Sayangnya, kapasitas angkut semua sekoci
hanya cukup untuk setengah dari total penumpang Titanic.
Kondisi semakin buruk karena kru tidak terlatih menggunakan sekoci
karena tidak pernah ada latihan tindakan darurat. Kru kapal memutuskan
untuk menyelamatkan para perempuan dan anak-anak yang ada di kelas satu.
Sementara perempuan penumpang di kelas tiga baru diselamatkan setelah
yang ada di kelas satu berhasil terangkut.
Penumpang laki-laki dewasa dibiarkan berada di kapal hingga
tenggelam sementara perempuan diselamatkan. Akan tetapi, Presiden White
Star Line, Bruce Ismay, tanpa malu-malu melompat ke kapal sekoci
terakhir meski masih banyak anak-anak dan perempuan di atas kapal yang
mulai tenggelam.
Pada Minggu 15 April 1912, sekira pukul 02.20 waktu setempat, Titanic
akhirnya tenggelam. Kapal sempat terpecah menjadi dua sebelum karam ke
dasar laut. Meski Bruce Ismay menyelamatkan diri, Kapten Edward Smith
memilih untuk mati bersama Titanic.
Penumpang yang berhasil menyelamatkan diri akhirnya diangkut oleh
kapal Carpathia yang tiba sekira satu jam kemudian. Sekira 705 orang
yang berhasil diselamatkan dengan sekoci dapat duduk manis di Carpathia.
Sementara para penumpang yang tercebur ke Samudera Atlantik yang
dingin, tewas.
Otoritas terkait menyalahkan awak dan kapten kapal atas tragedi
tersebut. Setelah kecelakaan, baru lah sejumlah peningkatan standar
keselamatan diberlakukan, terutama keharusan menyediakan jumlah sekoci
yang mampu menampung seluruh penumpang kapal.
Tenggelamnya Titanic lantas menjadi cerita legendaris mengenai
bahayanya keangkuhan terhadap alam. Bangkai kapal tersebut baru dapat
ditemukan pada 1985. Para penyelam akhirnya berhasil mencapai lokasi
karamnya Titanic di dasar Samudera Atlantik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar