Tawaran Turki soal Pembebasan Pendeta Ditolak AS
NovaPoker - Gedung Putih menolak tawaran Turki terkait
pembebasan pendeta asal Amerika Serikat, Andrew Brunson. Ankara mengaku
siap membebaskan Brunson dengan syarat denda miliaran dolar atas sebuah
bank Turki dicabut, kata pejabat senior AS.
AS mengatakan pencabutan sanksi itu berlaku hanya jika Turki telah membebaskan Brunson yang sudah ditahan selama 21 bulan karena didakwa tuduhan terorisme.
"Sebuah negara yang benar-benar sekutu NATO tidak akan pernah menahan Brunson," ucap pejabat senior yang tak ingin diungkap identitasnya itu kepada The Wall Street Journal (WJS), Senin (20/8).
AS mengatakan pencabutan sanksi itu berlaku hanya jika Turki telah membebaskan Brunson yang sudah ditahan selama 21 bulan karena didakwa tuduhan terorisme.
"Sebuah negara yang benar-benar sekutu NATO tidak akan pernah menahan Brunson," ucap pejabat senior yang tak ingin diungkap identitasnya itu kepada The Wall Street Journal (WJS), Senin (20/8).
Melansir dari halaman Agen Poker, Brunson kini sedang diadili di Turki karena
dituding mendukung kelompok yang menurut pemerintahan Presiden Recep
Tayyip Erdogan mendalangi upaya kudeta gagal pada 2016 silam.
Kini ia menjadi tahanan rumah di provinsi pesisir Izmir setelah pengadilan tinggi Turki menolak bandingnya dalam sidang pada Jumat pekan lalu. Brunson terancam hukuman hingga 35 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Kasus Brunson menimbulkan krisis diplomatik antara Turki dan AS, terutama setelah Washington melipatgandakan tarif bagi sejumlah produk negara tersebut.
Sanksi AS itu menimbulkan gejolak keuangan di Turki. Nilai tukar lira Turki terhadap dolar AS sempat anjlok bahkan mencapai 87 persen jika dibandingkan posisi awal tahun. Kini, nilai tukar lira mulai pulih meski masih anjlok 56 persen dari posisi awal tahun.
Menanggapi keputusan pengadilan Turki, Presiden Donald Trump mengatakan "Turki telah memanfaatkan AS selama bertahun-tahun" melalui kicauannya di Twitter.
Kini ia menjadi tahanan rumah di provinsi pesisir Izmir setelah pengadilan tinggi Turki menolak bandingnya dalam sidang pada Jumat pekan lalu. Brunson terancam hukuman hingga 35 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Kasus Brunson menimbulkan krisis diplomatik antara Turki dan AS, terutama setelah Washington melipatgandakan tarif bagi sejumlah produk negara tersebut.
Sanksi AS itu menimbulkan gejolak keuangan di Turki. Nilai tukar lira Turki terhadap dolar AS sempat anjlok bahkan mencapai 87 persen jika dibandingkan posisi awal tahun. Kini, nilai tukar lira mulai pulih meski masih anjlok 56 persen dari posisi awal tahun.
Menanggapi keputusan pengadilan Turki, Presiden Donald Trump mengatakan "Turki telah memanfaatkan AS selama bertahun-tahun" melalui kicauannya di Twitter.
"Mereka sekarang menahan seorang pendeta Kristen yang hebat, yang saat ini saya minta untuk mewakili negara sebagai sandera patriotik yang hebat. Kami tidak akan membayar apa pun untuk membebaskan orang yang tidak bersalah, tetapi kami akan meminimalisir relasi dengan Turki!" kicau Trump.
Erdogan sebelumnya menyatakan Turki bakal
bertahan meski Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi untuk Ankara
karena menolak membebasakan Brunson.
"Kami tak akan mundur ketika dihadapkan dengan sanksi. Mereka tidak boleh lupa bahwa mereka akan kehilangan rekanan yang tulus," jelas Erdogan bulan lalu.
Guna memberikan serangan balasan pada AS, Erdogan pada Selasa (14/8) kemarin menyerukan rakyatnya untuk memboikot produk elektronik AS.
"Kami tak akan mundur ketika dihadapkan dengan sanksi. Mereka tidak boleh lupa bahwa mereka akan kehilangan rekanan yang tulus," jelas Erdogan bulan lalu.
Guna memberikan serangan balasan pada AS, Erdogan pada Selasa (14/8) kemarin menyerukan rakyatnya untuk memboikot produk elektronik AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar