Gempa 6,1 SR Guncang Jepang, Ini Pelajaran untuk Indonesia
BintangBola - Gempa tektonik yang mengguncang Osaka, Jepang,
Senin 18 Juni 2018, pukul 7.58 waktu setempat memiliki magnitudo 6,1
SR. Episenter gempa ini terletak pada koordinat 34,833 Lintang Selatan
dan 135,612 Bujur Timur di kawasan Takatsuki Osaka Utara pada kedalaman
hiposenter 13 km.
Guncangan gempa Jepang
dirasakan sangat kuat mencapai skala intensitas 6 (Japanese Seismic
Intensity Scale). Ini menjadi gempa terkuat yang dirasakan di Osaka
Utara sejak 1923.
Gempa ini dilaporkan membuat listrik padam, merusak jalur pipa air
bersih dan gas di Prefektur Osaka. Beberapa bangunan dilaporkan
mengalami kerusakan sedang hingga berat. Setidaknya 4 orang meninggal
dunia dan 370 orang lainnya menderita luka-luka.
Melansir dari laman Agen Bola, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak gempa
ini merupakan gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang
dipicu aktivitas sesar aktif. Secara tektonik distrik Kansai memang
terdapat beberapa jalur sesar aktif yang dapat memicu gempa dangkal,
seperti jalur Sesar Uemachi (Uemachi fault belt), Sesar Arima Takatsuki
(Arima Takatsuki fault belt), dan Sesar Ikoma (Ikoma fault belt).
Terkait gempa Jepang
merusak di Osaka Utara, BMKG menilai ada pelajaran penting bagi
Indonesia atas peristiwa gempa yang dipicu sesar aktif yang jalurnya
dekat perkotaan.
"Ini penting mengingat banyak kota besar di wilayah Indoesia yang
letaknya berdekatan bahkan dilewati jalur sesar aktif," kata Kepala
Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Jakarta, Selasa (19/6/2018).
Di Pulau Jawa, jelas dia, banyak sesar aktif berdekatan dengan kota
besar. Seperti jalur sesar Lembang yang sangat dekat dengan kota
Bandung, Sesar Cimandiri yang melintas dekat kota Sukabumi, Sesar Opak
yang jalurnya dekat kota Yogyakarta,
"Sesar Semarang yang berada dekat kota Semarang, juga Sesar Kendeng
dan Sesar RMKS yang jalurnya dekat kota Surabaya," imbuh dia.
Di luar Jawa, masih kata dia, juga dapat dijumpai jalur sesar
berdekatan dengan kota besar. Seperti Sesar Palu-Koro yang membelah kota
Palu, kota Sorong yang berdampingan dengan Sesar Sorong, dan kota
Gorontalo yang dilalui Sesar Gorontalo.
"Serta masih banyak lagi kota besar kita yang berdekatan dengan jalur sesar aktif," ucap dia.
Untuk itu bagi kota-kota yang berdekatan atau dilalui jalur sesar
aktif, ia menyebut wajib hukumnya terus-menerus melakukan edukasi
mitigasi gempa bumi.
"Mitigasi struktural perlu digalakkan dengan cara membangun bangunan
rumah tahan gempa, dan mitigasi nonstruktural dengan cara meningkatkn
kapasitas masyarakat dalam memahami gempa dan bagimana cara untuk
selamat saat terjadi gempa," terang Daryono.
Sebab edukasi mitigasi dan memahami cara untuk selamat terbukti dapat menyelamatkan masyarakat dari ancaman bencana gempa bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar