Korea Selatan dan AS Mulai Pecah Kongsi soal Korea Utara

Korea Selatan dan AS Mulai Pecah Kongsi soal Korea Utara


BintangBola - Aliansi  Korea Selatan dan AS semakin merenggang, bahkan kedua negara ini bergerak menuju arah yang berbeda, dalam menghadapi Korea Utara yang menurut pengamat bisa mengancam proses diplomatik di semenanjung Korea.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan berkunjung ke Pyongyang bulan ini untuk mengikuti pertemuan puncak yang ketiga tahun ini dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Seoul mengatakan agenda pertemuan itu adalah proses denuklirisasi Korea Utara.

Pyongyang juga menegaskan kembali komitmen untuk menghentikan program nuklirnya, namun pernyataan-pernyataan diplomatis kedua kubu bisa berubah di masa mendatang. 

Sementara itu, para pejabat senior AS selama beberapa minggu terakhir merujuk pada istilah yang lebih langsung, yaitu "denuklirisasi Korea Utara terakhir dan terverifikasi". Amerika mengatakan Kim Jong Un menjanjikan hal itu dalam pertemuan puncak dengan Presiden Donald Trump di Singapura.

Janji yang tidak pernah diungkap oleh Pyongyang secara terbuka.

Amerika Serikat sendiri terkadang mengirim pesan berbeda terkait kebijakannya di Korea Utara.

Pada Kamis (6/9), Menlu Mike Pompeo mengatakan Korea Utara masih memiliki "banyak pekerjaan yang harus dilakukan", sementara Presiden Trump mengucapkan terima kasih kepada Kim Jong Un dan mengunggah cuitan: "Kita akan menyelesaikannya bersama-sama."

"Sudah jelas Seoul dan Washington bergerak dalam kecepatan berbeda dalam berhubungan dengan Pyongyang," kata Evans Revere dari Institut Brookings di Washington.

"Semakin jelas terlihat bahwa kedua sekutu ini tidak lagi memiliki pandangan sama dalam isu Korea Utara."

Revere mengatakan sementara Washington memprioritaskan perlucutan senjata nuklir Pyongyang, Seoul lebih menekankan pada upaya mengurangi ketegangan.

Langkah-langkah positif besar baru oleh Korea Selatan ini "akan memicu protes dari Washington, sehingga muncul kecurigaan mengenai agenda (Seoul) yang mengancam koordinasi aliansi (AS-Korea)," tambahnya.

Andrei Lankov dari Korea Risk Group mengatakan Korea Selatan dan Amerika Serikat saat ini "saling bertentangan" dalam masalah Korea Utara karena kepentingan mendasar mereka berbeda.

"Bagi Amerika Serikat satu-satunya isu, alasan khawatir dengan Korea Utara, adalah senjata nuklir. Mereka tidak akan berhenti hingga isu nuklir ini diselesaikan," kata Lankov.

Di sisi lain, Korea Selatan "bisa menerima Korea Utara yang memiliki nuklir," tambahnya. "Bagi mereka jauh lebih penting mempertahankan status quo stabilitas."

Tetapi Lankov memperingatkan Pyongyang tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklir mereka karena para pemimpin korea menganggap langkah itu sebagai "bunuh diri bersama".

Jika proses diplomatik yang kini ada gagal, Washington bisa kembali mengancam Pyongyang dan kemungkinan aksi militer yang bisa meningkat dan merambat ke Korea Selatan.

Untuk mencegah hal itu, Presiden Moon Jae-in menciptakan "satu gelombang optimisme tidak tulus, tak jujur dan dangkal," kata Lankov.

"Pesannya adalah denuklirisasi sedang dalam proses padahal sebenarnya tidak, dan bahwa semua dalam keadaan baik."

Dia mengatakan kedua sekutu, Amerika Serikat dan Korea Selatan, akan terlibat dalam "perselisihan yang belum pernah terjadi sejak lama". Dengan kata lain Korea Selatan dan AS mulai pecah kongsi soal Korea Utara. 


Baca Juga  :   Korut Sepakat Bahas Denuklirisasi Dua Pekan Depan



Melansir dari halaman Agen Bola, duri utama antara Pyongyang dan Washington adalah deklarasi resmi akhir dari Perang Korea yang berakhir dengan gencatan senjata bukan dengan traktat perdamaian.

Kedua negara Korea berupaya mendapatkannya, namun Amerika Serikat menolak dengan alasan harus ada kemajuan dalam upaya melucuti senjata nuklir Pyongyang terlebih dahulu.

"Dalam daftar perundingan Korea Utara, (deklarasi) akan menjadi topik yang akan dibicarakan terlebih dahulu," ujar John Delury dari Universitas Yonsei di Seoul.

"Mereka merasa kesal karena Amerika tidak memberi itu."

Dan sementara Seoul dan Pyongyang bergerak berdasarkan "pendekatan yang sama", proses AS-Korea Utara terhenti di saat kedua pihak seharusnya berkompromi.

"Ini satu masalah. Washington harus bergerak cepat," kata Delury.

AS, yang mendukung Seoul dalam perang saudara Korea 1950-1953 menempatkan 28,5 ribu tentara di sana untuk menjaga Korea Selatan.

Namun, Evans Revere dari Brookings Institute mengatakan menyatakan Perang Korea berakhir bisa membuat Korea Utara bersikeras bahwa tentara AS tidak lagi dibutuhkan di Korea Selatan.

Menurutnya, tujuan utama Pyongyang adalah "menciptakan situasi dimana Korea Utara yang memiliki senjata nuklir berhadapan dengan Korea Selatan yang tidak punya senjata nuklir dan tidak lagi diperkuat oleh tentara AS".

Share:

Korut Sepakat Bahas Denuklirisasi Dua Pekan Depan

Korut Sepakat Bahas Denuklirisasi Dua Pekan Depan


NovaPoker - Korea Utara dan Selatan sepakat untuk mengadakan pembicaraan dua pekan depan, pada 18 sampai 20 September. Pertemuan itu akan membahas cara-cara denuklirisasi semenanjung Korea, seperti diungkap seorang pejabat tinggi Korea Selatan pada Kamis (6/9).

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berkomitmen kuat untuk mewujudkan denuklirisasi di semenanjung Korea. Hal ini disampaikan penasihat kemanan nasional Korea Selatan Chung Lui-yong sehari setelah pertemuannya dengan Kim di Pyongyang.

Hal serupa diungkap kantor berita Korut, KCNA. Menurut pemberitaan KCNA, Kim Jong Un setuju bahwa kedua pihak Utara dan Selatan harus bersatu untuk berusaha menyukseskan perjanjian denuklirisasi tersebut. 

Dua Korea harus berkomitmen untuk mencapai perdamaian abadi, tambahnya. Hal ini disampaikan Kim saat ia bertemu dengan utusan khusus Korea Selatan, Rabu (5/9).

Pemimpin Korea Utara ini akhirnya setuju dan bergabung dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat berencana untuk membahas solusi dalam perundingan denuklirisasi. 


Baca Juga  :   Topan Jebi Hantam Jepang, 9 Tewas

Melansir dari halaman Agen Poker, Presiden Moon Jae-in telah beberapa kali mengirimkan beberapa utusan khusus, termasuk Chung, ke Pyongyang. Utusan ini sengaja dikirim untuk membuka kembali pembahasan soal rencana pertemuan tingkat tinggi (KTT) dan solusi atas perundingan denuklirisasi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang selama ini mengalami kebuntuan.

KTT Inter-Korea ini akan menjadi pertemuan ketiga antara Moon dan Kim selama 2018. Utusan khusus Korea Selatan dan pemimpin Korea Utara telah bersetuju untuk menggelar KTT Pyongyang yang akan dilaksanakan pada September mendatang, dilaporkan KCNA.
Share:

Topan Jebi Hantam Jepang, 9 Tewas

Topan Jebi Hantam Jepang, 9 Tewas


BintangBola - Korban tewas akibat topan Jebi bertambah menjadi sembilan orang, sementara ratusan lainnya terluka. Topan Jebi telah menerjang Jepang sejak Selasa (4/9) pagi. Angin badai Jebi yang menghantam jepang berkecepatan 45-216 kilometer per jam.

Media lokal Jepang mengatakan lima orang diantara korban tewas berasal dari prefektur Osaka. Sementara korban luka, sebagian besar akibat tertimpa reruntuhan bangunan yang tersapu angin.

Tiupan angin kencang itu pun ikut melumpuhkan jalur perhubungan seperti pelabuhan dan bandara. Sedikitnya 800 penerbangan domestik dan internasional dibatalkan di Bandara Nagoya dan Bandara Osaka.

Selain pesawat, jadwal kereta api dan kapal laut di kedua wilayah itu ikut terganggu. Selain pesawat, jadwal kereta api dan kapal laut di kedua wilayah itu ikut terganggu.

Angin kencang juga dilaporkan membuat sebuah truk terbalik dan kapal tanker seberat 2,5 ton terdampar di wilayah Osaka Bay. Sebuah jembatan layang menjadi satu-satunya akses menuju Bandara Internasional Kansai rusak.

Akibatnya, jalur menuju bandara tersebut terputus. Sebanyak 3.000 orang terjebak di fasilitas tersebut, seperti disebutkan pejabat Kementerian Perhubungan Transportasi Jepang kepada AFP.

Sebagian jalur penerbangan dan basement Bandara Kansai pun dilaporkan tergenang air akibat hujan lebat yang terus mengguyur wilayah itu sepanjang hari. Belum diketahui kapan Bandara Kansai akan beroperasi kembali. Bandara ini menampung sedikitnya 400 penerbangan perhari. 

"Kami juga mengalami pemadaman sehingga pendingin suhu ruangan tidak berjalan. Suhu di sana panas," ucap seorang wanita yang berhasil dievakuasi dari Bandara Kansai menuju Bandara Kobe kepada kantor berita NHK.


Baca Juga  :   Jebi Hantam Jepang, Topan Terburuk dalam 25 Tahun Terakhir

"Saya tidak pernah menyangka tingkat kerusakan akibat topan akan seburuk ini."

Melansir dari halaman Agen Bola, Topan Jepi tercatat menjadi badai terkuat yang pernah melanda Jepang sejak 25 tahun. Badai terburuk terakhir yang melanda Jepang terjadi pada 1993 lalu.

Badan cuaca dan klimatologi Jepang telah memperingatkan potensi hujan lebat dan angin kencang di dua wilayah barat dan timur negara itu.

Masyarakat setempat juga sudah diminta agar waspada terhadap gelombang tinggi, banjir dan tanah longsor yang disebabkan karena topan.

Perdana Menteri Shinzo Abe telah memerintahkan seluruh warga untuk melakukan evakuasi, terutama di daerah-daerah jalur topan Jebi bergerak.

Perintah evakuasi telah dikeluarkan di berbagai wilayah seperti Osaka, Kyoto, nara, dan Wakayama.

"Saya mendesak warga Jepang untuk mengambil langkah melindungi diri Anda sendiri, termasuk mengantisipasi badai dan evakuasi lebih awal," kata Abe.

Sejauh ini, sebanyak 1,9 juta warga telah diperintahkan untuk dievakuasi. Badai juga ikut memutus aliran listrik bagi setidaknya 2,3 juta rumah tangga, bisnis, dan sekolah.
 

 
Share:

Jebi Hantam Jepang, Topan Terburuk dalam 25 Tahun Terakhir

Jebi Hantam Jepang, Topan Terburuk dalam 25 Tahun Terakhir


NovaPoker - Prefektur Tokushima, Jepang diterjang topan Jebi, pada Selasa (4/9). Topan ini tercatat jadi badai terkuat yang pernah melanda Jepang dalam 25 tahun terakhir. Terakhir, badai terburuk sempat menghantam Jepang pada 1993.

Topan Jebi melanda Jepang pada pukul 10 pagi waktu setempat. Angin kencang menerpa daratan Jepang dengan kecepatan sekitar 45 kilometer perjam dengan tekanan atmosfer 945 hektorpascal di pusatnya. Kecepatan angin topan Jebi yang terburuk bisa mencapai 216 kilometer perjam.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jepang memperingatkan adanya hujan lebat dan angin kencang di dua wilayah barat dan timur negara itu.

BMKG juga memperingatkan gelombang tinggi yang telah diserukan kepada masyarakat agar waspada terhadap banjir dan tanah longsor yang disebabkan karena topan.

Badan cuaca dan klimatologi Jepang juga mengatakan bahwa topan ini diperkirakan akan melewati Laut Jepang pada Selasa (4/9) malam dan akan bergerak ke Utara pada Rabu (5/9) pagi yang kemudian akan melemah menjadi badai ekstratropis.

Perintah evakuasi telah dikeluarkan di berbagai wilayah di Osaka, Kyoto, Nara dan Prefektur Wakayama.

Baca Juga  :   AS Klaim Bunuh Pimpinan ISIS


Melansir dari halaman Agen Poker, saat konferensi pers, Juru Bicara Pemerintah, Top Yoshihide Suga mengatakan pemerintah sudah mendorong masyarakat untuk berangkat evakuasi lebih awal dan mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan segala cara untuk siap siaga dalam menghadapi krisis.

Dikarenakan Jepang telah bersiap menghadapi topan Jebi, berbagai maskapai penerbangan domestik juga memutuskan untuk membatalkan penerbangan sementara.

Topan tersebut juga menghantam pabrik penyulingan Yamazaki di Prefektur Osaka. Berbagai tempat wisata dan pertokoan juga menutup usaha mereka.

Juru Bicara Nijo Castle sebuah situs dunia UNESCO, Hiromi Kamiguchi mengatakan masih menunggu kondisi topan demi keselamatan mereka.

"Kami belum yakin apakah kami akan buka pada hari Rabu. Itu tergantung pada topan. Tapi demi keselamatan pengunjung kami, kami memutuskan untuk tutup hari ini, " kata dia.

Diketahui dalam periode 24 jam hingga pukul enam pagi pada Rabu (4/9), bagian tengah dan barat Jepang akan terjadi hujan deras. Namun, topan itu tidak mendekati ibukota Jepang.

Share:

AS Klaim Bunuh Pimpinan ISIS

AS Klaim Bunuh Pimpinan ISIS


BintangBola - Amerika Serikat lagi-lagi mengklaim telah membunuh pimpinan ISIS Abu Sayed Orakzai di Afganistan lebih dari seminggu lalu. Serangan itu diklaim dilakukan pada Sabtu (25/8) di provinsi Nangarhar, seperti disebutkan tentara Amerika Serikat di Afganistan.

"Amerika dan sekutu di Afganistan menjaga tekanan pada jejaring teroris antar regional, yang berusaha merenanakan, menempatkan , dan melakukan serangan langsung dari sini," jelas Jenderal Angkatan Darat Scott Miller yang menjadi komandan pasukan AS dan NATO di Afghanistan.

"Ini hanya bagian dari kerja bersama untuk menciptakan keamanan di Afganistan, tapi ini menjadi bagian penting."

Melansir dari halaman Agen Bola, juru bicara provinsi Attaullah Khogyani sempat menyebutkan bahwa pimpinan ISIS dan 10 tentara lainnya dari kelompok teroris tersebut telah terbunuh dalam sebuah serangan udara.

Baca Juga  :   AS Pasrah dengan Kemenangan Bashar Assad di Suriah

Miller sendiri telah mengambil alih komando pasukan pimpinan NATO di Afganistan. Penyerahan jabatan dari Jenderal Angkatan Darat John Nicholson kepada Miller dilakukan lewat upacara resmi yang dilakukan di Kabul, ibukota Afganistan.

Lebih lanjut, Khogyani membeberkan  bahwa pasukan Afghanistan dan koalisi melakukan serangan setelah bertemu dengan intelijen dari Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan.

Serangan yang menewaskan pemimpin ISIS ini sudah terjadi ketiga kalinya. Menurut AS, pihaknya terus memburu dan berhasil membunuh mereka yang memproklamirkan diri sebagai pimpinan ISIS di Afganistan sejak Juli 2016.
Share:

AS Pasrah dengan Kemenangan Bashar Assad di Suriah

AS Pasrah dengan Kemenangan Bashar Assad di Suriah


NovaPoker - Pengamat menilai Amerika Serikat tampaknya siap menerima kemungkinan kemenangan militer terakhir pasukan pemerintah Suriah meski memperingatkan Presiden Bashar al-Assad dan Moskow agar tidak melancarkan serangan ke provinsi Idlib.

Menlu AS Mike Pompeo menuduh rekannya dari Rusia Sergey Lavrov "membela" serangan pasukan Suriah yang didukung negaranya di Idlib yang merupakan benteng kekuatan terakhir kelompok perlawanan.

"Amerika memandang hal ini sebagai peningkatan konflik yang memang sudah mencapai titik berbahaya," unggah Pompeo di akun Twitternya pada Jumat (31/8).


Peringatan Amerika ini dikeluarkan setelah terjadi perang kata-kata selama 10 hari antara kubu Barat dan aliansi Suriah-Rusia ketika Presiden Assad mensasar provinsi Idlib.

Pasukan pemerintah Suriah mengalami kekalahan bear di awal perang saudara itu, namun dukungan Rusia melalui serangan udara sejak 2015 berhasil membantu mereka kembali menguasai 60 persen wilayah negara itu.

AS, Perancis dan Inggris yang bekerja sama melancarkan serangan terbatas ke instalasi milik Suriah pada pertengahan April sebagai balasan atas dugaan serangan senjata kimia mengatakan bahwa mereka masih menentang penggunaan senjata ilegal.

"Seperti yang telah kami perlihatkan, kami akan terus melakukan langkah tepat menentang penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah," bunyi komunike bersama yang dikeluarkan 21 Agustus.

Penasehat Keamanan Nasional AS John Bolton juga menegaskan negaranya akan bereaksi "sangat keras" terhadap serangan kimia.

Tetapi Lavrov minggu lalu meminta Barat untuk tidak menghalangi langkah yang disebutnya "operasi anti-terorisme" di provinsi Idlib yang berbatasan dengan Turki.


Dalam bahasa yang tampaknya mengkonfirmasi pelaksanaan serangan ini, Lavrov menyebut Idlib sebagai "bisul yang harus dipecahkan", dan menambahkan operasi itu harus mengurangi risiko korban warga sipil.

Provinsi Idlib merupakan wilayah terakhir yang dikuasai oleh jihadis yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah Suriah, dan terdapat sekitar tiga juga warga sipil di provinsi yang berbatasan dengan Turki ini. 


Baca Juga  :   Hayat Tahrir al-Sham Jihadis Terkuat bagi Suriah dan Rusia




AS ingin Tarik Mundur Pasukan

Melansir dari halaman Agen Poker, para diplomat Amerika Serikat secara aktif memperingatkan Moskow yang sebelumnya dituduh menutup mata atas penggunaan senjata kimia oleh Suriah.

Peneliti dari Institute Hudson Jonas Parello-Plesner mengatakan bahwa "peringatan keras" ini tidak berhubungan dengan situasi yang terjadi di Suriah sekarang.

Menurut Plesner situasi di negara itu adalah "Assad berhasil menguasai wilayah negaranya dengan bantuan Iran di darata dan Rusia di udara," sementara Amerika Serikat menggantungkan harapan pada proses perdamaian Jenewa dukungan PBB yang hampir mati.

Dia menambahkan negara-negara barat bisa melakukan serangan seperti April lalu jika terjadi serangan kimia baru. Tetapi aksi militer terbatas tidak akan mengubah dasar "pendekatan militer pemerintah AS terhadap Suriah."

Presiden Donald Trump mengatakan pada April lalgu "sudah saatnya" memulangkan tentara Amerika dari Suriah, ketika jihadis dari kelompok ISIS benar-benar sudah dikalahkan.

Meski Trump mengelak membicarakan penarikan tentaranya dalam waktu dekat, tekad presiden AS ini untuk menarik diri dari perang saudara tujuh tahun di Suriah secepatnya belum berubah. 


Faysal Itani, pakar dari lembaga pemikir Atlantic Council, mengatakan "AS secara efektif sudah menyetujui rezim Suriah merebut wilayah negara itu yang masih dikuasai musuhnya."

"Tidak ada alasan bagi AS keberatan atas operasi di Idlib setelah menyetujui langkah serupa di Damaskus selatan, Aleppo dan lain-lain," ujarnya, "dan pemerintah Suriah dan Rusi tahu fakta ini.

"Jadi Amerika tidak memiliki kredibilitas atau pengaruh dalam masalah ini."

Itani mengatakan ketika masalah-masalah di lapangan sudah selesai, perhatian akan beralih ke diplomasi dan upaya menghasilkan solusi politik seperti yang diinginkan Washington.

"Tetapi saat itu tidak ada yang dirundingkan kecuali mengakui kenyataan politik secara resmi, yang pada akhirnya menggambarkan fakta militer yang menguntungkan rezim Suriah."
Share:

Hayat Tahrir al-Sham Jihadis Terkuat bagi Suriah dan Rusia

Hayat Tahrir al-Sham Jihadis Terkuat bagi Suriah dan Rusia


BintangBola - Pemerintah Suriah dan Rusia mengancam akan menyerang provinsi Idlib yang merupakan benteng terakhir kelompok perlawanan Hayat Tahrir al-Sham.

Aliansi jihadis yang didirikan oleh bekas cabang al-Qaedah di Suriah tampaknya merupakan musuh paling kuat pasukan pemerintah Suriah.

Kelompok terbesar dalam Aliansi Jihadis di Idlib ini adalah Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

HTS pertama kali muncul di Suriah pada Januari 2012 dengan nama Fron Al-Nusra. Baik presiden Bashar al-Assad dan Rusia masih menyebut kelompok jihadis itu dengan nama tersebut.

Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB memasukkan kelompok ini ke dalam daftar "teroris" dan kelompok ini muncul di Suriah sebagai cabang dari kelompok al Qaedah di Irak.

Pemimpin HTS saat ini, warga Suriah dengan nama alias Abu Mohammad al-Jolani, adalah seorang veteran perang Irak.

Pada 2013 kelompok ini berbaiat dengan al Qaedah sebelum pecah kongsi dengan sindikasi jihadis global itu pada Juli 2016 dan mengganti nama menjadi Front Fatah al-Sham.

Pada 2017, kelompok ini bubar untuk membentuk Hayat Tahrir al-Sham. 

Kelompok Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan anggota kelompok ini sebagian besar adalah jihadis Suriah dan jumlahnya diperkirakan sekitar 30 ribu pejuang.

Pakar Suriah Fabrice Balanche mengatakan jihadis ini "sangat teratur dan pantang menyerah".

"HTS memiliki sejumlah besar pejuang asing, kemungkinan sekitar 20 persen dari total pasukannya," kata Charles Lister, pengamat dari Institut Timur Tengah.

Pejuang asing HTS kebanyakan berasal dari Timur Tengah, "tetapi ada juga dari wilayah berbahasa Rusia, Eropa dan Asia selatan,"tambahnya. 
 

Melansir dari halaman Agen Bola, Hayat Tahrir al-Sham sekarang menguasai hampir 60 persen wilayah provinsi Idlib.

Kelompok ini telah membentuk pemerintahan sipil yang menarik pajak cukai di perbatasan dengan Turki dan mengenakan pajak pada para pedagang.

HTS "mendapatkan mayoritas kekuasaannya dari posisi sebagai pengatur keluar masuk barang ke Idlib, dan ini membantu pendanaan mereka serta membuat kekuasaannya melebihi ukuran mereka," kata Nicholas Heras, peneliti dari Pusat Keamanan Amerika Baru.

Sebelumnya, HTS hadir di banyak wilayah yang dikuasai pemberontak terutama dekat Damaskus dan wilayah selatan negara itu. Tetapi kelompok ini kehilangan kekuasaan di wilayah-wilayah tersebut ketika para pejuang ditarik mundur ke Idlib dalam satu kesepakatan menyerahkan diri.

HTS tidak pernah diikutsertakan dalam perundingan gencatan senjata yang dilakukan oleh PBB atau Rusia.

Aliansi Jihadis ini berulang kali menjadi sasaran serangan udara Rusia dan koalisi antijihadis pimpinan Amerika. Sejumlah komandan senior HTS tewas dalam serangan-serangan itu.

Hayat Tahrir al-Sham sebelumnya berasosiasi dengan kelompok-kelompok Islamis berpengaruh seperti Ahrar al-Sham dan Nereddine al-Zinki, namun pada 2017 terjadi perebutan kekuasaan di kelompok ini. Pertempuran dengan mantan sekutu pun terjadi sehingga permusuhan di antara mereka terus berkembang hingga kini.

Pada awal 2018, Ahrar al-Sham dan Nureddine al-Zinki mengumumkan penyatuan organisasi untuk melawan HTS yang semakin kuat. Penyatuan dua organisasi ini didukung oleh Turki.

Empat faksi pemberontak lain ikut bergabung pada awal Agustus untuk membentuk Front Pembebasan Nasional (NFL).  


Secara terpisah, dalam beberapa minggu belakangan HTS melakukan penyerangan ke "sel-sel tidur" yang terkait dengan ISIS yang mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan dan serangan bom dengan sasaran pemimpin dan pejuang HTS.

Dua kelompok besar jihadis ini juga bentrok di kota Raqqa, Suriah utara, dan provinsi Deir Ezzor di wilayah timur.

Pada Juli 2014, pimpinan Nusra mengatakan tujuan kelompoknya adalah mendirikan "kerajaan Islam', serupa dengan "kalifah" yang didengungkan oleh ISIS sebelumnya.

Pada 22 Agustus, Jolani yang jarang tampil membuka suara untuk menegaskan bahwa kelompoknya bertekad menghadapi setiap serangan dari pemerintah di Damaskus.

"Berpikir menyerah kepada musuh dan menyerahkan senjata sudah merupakan aksi pengkhianatan," kata ketua HTS Abu Mohammad al-Jolani.

Rusia meminta agar HTS dibubarkan, namun Turki mencoba merundingkan solusi dengan kelompok-kelompok jihadis untuk menghindari serangan skala besar yang bisa mengganggu stabilitas wilayah perbatasannya.

Menurut Nicholas Heras, peneliti dari Pusat Keamanan Amerika Baru, "pembubaran aliansi jihadis atas perintah Turki ini akan menggerus kekuatan mereka dan pada akhirnya mengganti kedigdayaan HTS dengan kekuasaan Turki."


Share:

Recent Posts

CONTACT US

CS BINTANGBOLA.XYZ SIAP MELAYANI ANDA 24 JAM ::
BBM ♒️ D61870BD
WA ♒️ +855 9696 23232
WECHAT ♒️ BINTANGBOLA

Novapoker | Agen Poker Online